mimbaruntan.com, Untan – Desa Mekar Baru, Dusun Bunut Laut Kabupaten Kubu Raya, Selasa (24/7) sore diselimuti kabut asap. Kabut asap ini akibat dari kebakaran yang terjadi sejak hari Senin. Sekelompok anak kecil memandu kami menuju lokasi terbakarnya lahan kosong di dekat kebun karet warga tersebut. Abu hasil kebakaran yang membumbung semakin banyak menempel di pakaian dan perlengkapan yang kami kenakan. Menandakan semakin dekat dengan lokasi kami memantau api, Selasa (24/7).
Belasan warga juga turut serta memantau titik api baru yang timbul sejak hari Senin kemarin. Satu diantaranya seorang wanita paruh baya bernama Sari. Ia sedang mengayunkan parangnya untuk membuat ruang pembatas ketika kami bertanya tentang kebakaran hutan yang semakin mendekati kebunnya. Istri dari Nur Suki ini membuat ruang pembatas hanya dengan berbekal parang serta ember untuk membasahi batas yang telah ia buat dari siang itu.
Ia mengaku baru mengetahui adanya kebakaran sejak selasa siang setelah ia melihat asap membumbung dari arah kebun karetnya.
“Mungkin lama dari hulu sana,” ungkapnya sambil menunjukan arah timur ke yaitu daerah Desa Durian, Kec. Sungai Ambawang. Tak banyak yang bisa ia lakukan, selain kembali mengayunkan parangnya sekaligus menunggu suaminya yang sedang memantau api dari titik lain.
Ihya Ulumuddin selaku ketua RT 01/RW 10 mengungkapkan api mulai jelas terlihat sejak hari senin dari arah timur. Ia menjelaskan sejak Selasa sore, api sudah masuk wilayah Desa Mekar Baru.
“Api ini berasal dari timur yaitu kawasan hutan dan tidak ada pemukiman, dan mengarah ke wilayah mekar baru mengikuti arah angin,” ucapnya. Meski begitu, ia mengaku tidak tahu dengan jelas oknum yang membakar dan bagaimana awal kebakaran itu terjadi.
“Ada dua kemungkinan, karena putung rokok yang dibuang sembarangan, atau yang kedua karena warga membakar untuk membuka lahan jagung. Karena untuk membersihkan lahan itu kan mudah dengan dibakar,” jelasnya.
Untuk mencegah api semakin meluas, ia bersama warga setempat melakukan patroli menjaga hutan di perbatasan kebun karet milik Sari dan Nur Suki, yaitu batas terdekat antara kebun karet dengan kobaran api.
“Bahkan kita bisa bermalam di sana untuk jaga-jaga,” jelas ketua RT yang juga sekaligus guru mengaji TPA di sekitar rumahnya ini.
Kebakaran yang terjadi di daerahnya ini nyatanya bukanlah yang pertama kali. Dari tahun 2012-2018 ia mengatakan telah terjadi setidaknya empat kali kebakaran di lokasi yang relatif sama dan dari asal yang sama pula.
Ihya menambahkan, bantuan dari pihak terkait sangat diperlukan untuk memadamkan api.“ Kalau tahun lalu itu masih ada tim pemadam karena masih ada jalan masuk, sekarang jalan masuknya sudah tidak bisa, ditambah sumber airnya sekarang sulit. Kita cuma mengharapkan dari kolam-kolam kecil yang dibuka kembali sisa tahun lalu” pungkasnya.
Hingga tulisan ini diterbitkan, kobaran api masih berlanjut.
Reporter: Adi, Riduan, Fikri
Editor : umi