mimbaruntan.com, Untan – Bidang Penangulangan Bencana Korp Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Universitas Tanjungpura, adakan webinar nasional dengan tema “Penanggulangan Bencana Banjir di Masa Pandemi” dalam rangka terbentuknya Bidang Penanggulangan Bencana KSR Untan via zoom meeting, Rabu (27/01).
Meta Trisna Wijaya, selaku ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan dari relawan terkait mawas bencana alam.
“Latar belakang adanya beberapa webinar berkenaan dengan bencana alam satu diantaranya webinar tersebut sudah di rancang sebelum fenomena ini terjadi, hal ini dikarenakan kami memiliki tujuan yakni berkenaan dengan adanya kepekaan atau kesadaran dari pihak relawan terkait beberapa bencana alam yang terjadi di lingkungannya, hal ini dikarenakan ruang lingkup dari pengurus bidang penanggulangan bencana sendiri masih mencakup lingkungan pontianak dan sekitarnya. Dan memang anngota di KSR Untan sendiri memiliki rasa untuk berkecimpung di ranah penanggulangan bencana di bawah kordinator PMI dan Untan, sehingga kami menganalisa untuk adanya fokus baru terkait dengan fenomena apa yang tiap tahunnya terjadi di kota Pontianak dan sekitarnya,” jelasnya via WhatsApp, Rabu (27/01).
Baca juga: KSR Untan Gelar Pendataan Pendonor dan Golongan Darah
Judan, salah satu pemateri yang tergabung sebagai anggota BPBD Prov Kalbar mengatakan bencana alam adalah urusan bersama dan mengungkapkan beberapa faktor penyebab terjadinya bencana banjir.
“Bencana adalah urusan bersama. Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha merupakan pihak-pihak yang wajib bertanggung jawab atas bencana itu sendiri. Karateristik banjir yang ada di Kalimantan Barat terdapat dua jenis, yaitu banjir genangan dan banjir bandang. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti kerusakan lingkungan, intensitas curah hujan tinggi dari BMKG termasuk tinggi. La Nina hingga saat ini masih sering terjadi di setiap daerah di Indonesia. Adapun faktor penyebab lainnya yaitu drainase atau kapasitas aliran yang rendah menyebabkan pendangkalan dan penyempitan. contohnya Kota Pontianak yang aliran airnya kurang lancar diakibatkan oleh pendangkalan parit-parit di dalam kota sehingga terjadilah banjir yang terkadang menggenang. Di daerah lainnya, kalau dilihat dampak yang ditimbulkan itu sudah cukup parah. banjir yang saat ini terjadi khususnya di Kalimantan Barat dapat dikatakan cukup parah, dilihat dari luas, durasi dan kedalaman,” ucapnya dalam penyampaian materi.
Ia juga menambahkan bahwa pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri sudah menyiapkan penanggulangan bencana banjir dengan memperhatikan siklus bencana itu sendiri.
Baca juga: KSR-PMI Untan Adakan Bakti Sosial Berupa Sunat Masal di Kubu Raya
“Siklus bencana dimulai dari upaya pencegahan dan mitigasi, jika ada potensi bencana dilakukanlah upaya kesiapsiagaan. Namun jika bencana benar-benar terjadi seperti sekarang ini dilakukanlah upaya tanggap darurat, dan setelah bencana berhenti dilakukan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi demikian selanjutnya dalam siklus penanggulangan bencana,” katanya.
Tedi mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan peserta webinar mengungkapkan bahwa isi dari webinar tersebut cukup informatif dan berharap jangkauannya lebih diperluas.
“Webinar ini sangat menambah knowledge saya tentang upaya-upaya yang dilakukan para unit atau lembaga yang bergerak di bidang pelayanan memberikan bantuan pada masyarakat yang terkena bencana banjir. Harapan saya, webinar ini bisa didapatkan oleh masyarakat luas, tidak hanya di lingkungan unit PMI atau pun mahasiswa, dengan harapan jikapun nanti didaerah yang terkena musibah bencana banjir mereka akan tahu kemana mereka harus melapor dan bertindak,” pungkasnya.
Penulis : Ersa Dwiyana
Editor : Antonia Sentia