Hari ini, aku pulang larut sekali. Lebih larut daripada saat aku SMA walau dengan alasan yang sama, organisasi. Karena Ibu belakangan ada menelpon dengan kalimat setelah salam, “Kok gak ada ngasih kabar?,” Aku jadi teringat kala itu Ibu terlihat cemberut, sebab aku mengabaikan tugasku yang seharusnya berjualan sepulang sekolah. Seolah hendak berkata, “Pilih Ibu atau Pramuka?” Aku baru menyadari, hingga 2 tahun ini aku masih belum jatuh cinta yang sampai segitunya selain Pramuka.
Lelah tentu saja. Namun aku senang tiada tara. Rasanya kali ini aku merasa telah melakukan hal yang menurutku berguna, setidaknya untuk lingkunganku dan penerusnya. Dan aku merasa, inilah salah satu “kerjaannya” jurusanku. Sama seperti tahun lalu, saat ikut kegiatan pertemuan mahasiswa nasional yang satu prodi denganku.
Dalam perjalanan pulang, aku “menulis” tulisan ini. Lucunya, percakapan dengan diri sendiri ini muncul ketika ada seorang pengendara motor dengan knalpot yang bising menyalipku dengan jarak yang cukup berdempet. Tentu aku terkejut dan merasa kesal. Namun tahukah kau? Tak lama di depan kami ternyata jalan berlubang. Syukur ia tak jatuh, pikirku.
Mungkin terlihat sepele, namun dari situ aku belajar dan mengingat pelajaran yang sering aku dengar. “Alon-alon asal kelakon,” kata pepatah Jawa. Atau seperti seorang polisi (yang aku lupa siapa dan dimana) pernah berkata, “Lebih baik telat, daripada tidak pernah sampai.”
Saat menulis tulisan ini, aku teringat dengan jam tangan yang aku dapatkan dari hadiah jajan/snack berhadiah yang tinggal satu dan tak kunjung dibeli orang. Kebetulannya lagi, aku mendapat yang sesuai warna kesukaan, tanpa perlu rebutan.
Dalam perjalanan yang melelahkan ini, kita pasti akan melewati jalan yang berliku-liku, atau bahkan yang mengharuskan kita berputar balik. Mungkin juga kita akan bertemu hal yang tidak kita sukai. Namun bukan berarti kita perlu membenci. Ada yang bilang, “Jika kita tak menemukan lampu di sekeliling kita. Coba lihat lagi. Lihatlah di cermin. Mungkin kita bisa temukan yang selama ini kita cari.”
Pelan-pelan saja, nanti juga sampai, nanti juga berlalu. Karena waktu selalu tepat, bahkan mungkin di saat kita yang tidak tepat waktu.
Pontianak, 6 – awal 7 September 2022
Penulis: Ilham Dwi Wijaya