“Kawan, kau berubah… menjadi tak lebih dari seekor singa yang mengaum untuk menunjukkan kekuasaan. Ingatlah, kau bukan binatang, sebagus apapun jelmaanmu dalam versi itu.”
Kau boleh saja menjadi orang ternama di sini, mengungkapkan dirimu bahkan tanpa perlu mengatakannya karena di mejamu tertulis “Mr Boss” bla bla bla…dengan plat kuningan yang mengilap. Kau bisa membangun perspektif orang-orang hanya dengan melihat dan mendengar caramu berbicara yang terkesan supercerdas dan superhebat. Dan, kau tak perlu repot-repot turun dari kursi tinggimu untuk mengurus masalah remeh di tanah berlumpur, sudah ada yang bertugas untuk berkubang di sana.
“Kau akan pura-pura tak melihat segala noda yang telah membasahi jalanku yang semakin licin,” katamu licik.
“Oh, ya, tentu saja, Mr Boss,” sahutku sama liciknya.
Aku akan pura-pura tak mendengar semua kesepakatan busuk yang terjadi dibalik dinding gelap dan dingin itu. Aku pura-pura lupa mengapa tanggal gajianku dipercepat ketika kau serahkan amplop tebal di atas tanganku. Aku pura-pura lupa, ya, bahkan benar-benar lupa untuk mengingatkanmu kalau kau bukan singa. Kau mungkin lebih rendah daripada itu. Tapi aku sengaja melupakannya. Karena kita “kawan” – oh, bukan, karena sekarang kau “Mr Boss”-ku.
Karya: LUFFY