mimbaruntan.com Untan – Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemirama) Untan yang digelar untuk menentukan Ketua dan Wakil BEM serta DPM Untan yang baru merupakan salah satu bentuk dari pesta demokrasi mahasiswa. Pemirama yang diselenggarakan setiap tahun ini juga terkadang menuai polemik, mulai dari tahap persiapan maupun saat pelaksanaan. Beberapa mahasiswa ini pun angkat bicara terkait Pemirama dan demokrasi mahasiswa di Untan.
Bambang Aditya Rahmadani salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Untan angkatan 2014 mengatakan pernah merasakan pesta demokrasi di Untan. Menurutnya, pelaksanaan Pemirama dapat diketahui oleh mahasiswa Untan dan ikut berperan dalam prosesnya.
“Mahasiswa yang dulu dilibatkan dalam Presma BEM kita sendiri dan sekarang kite kayak tahun lalu tiba-tiba saya dapat kabar udah ada (aklamasi-red) tanpa tahu gimana proses dari awal sampai akhir,” ungkapnya, Sabtu (5/8).
Ia menambahkan bahwa pesta demokrasi di Untan mengalami penurunan. “Kalau dilihat dari pas saya masuk dari Maba sampai sekarang itu menurun karena tidak ada proses yang terlihat dari awal kok tiba-tiba langsung terpilih,” tambahnya.
Selain itu, Herfan Ardiandi salah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untan angkatan 2013 merasa rindu dengan adanya pesta demokrasi di Untan. “Tapi kalau pemilihan itu ada berarti kita juga memberikan pencerdasan kepada mahasiswa Untan yang mana pencerdasan politik kampus atau pesta demokrasi sangat penting,” katanya, Sabtu (5/8).
Dalam menumbuhkan jiwa keaktifan mahasiswa, lanjut dia, diperlukan adanya proses yang dapat melibatkan semua mahasiswa. “Harapannya untuk tahun ini bisa diulangi lagi pada tahun zamannya bang Prima terpilih sehingga pesta demokrasi bisa dirasakan oleh mahasiswa Untan tidak seperti tahun kemarin,” tegasnya.
Penulis: Suryansah
Editor : A.Rahman