mimbaruntan.com,Untan- Sejak awal Maret lalu hingga kini (5/5), perkuliahan di Universitas Tanjungpura (Untan) dialihkan secara daring. Berbagai keluhan dari mahasiswa hadir, mulai dari permasalahan kuota internet hingga kekhawatiran untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). FH salah satu mahasiswa PPAPK Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Untan berharap pihak kampus menurunkan UKT dengan tarif yang sama seperti mahasiswa reguler A. Hal ini mengingat penggabungan waktu belajar mahasiswa PPAPK dengan Reguler A di FT Untan sudah berlaku sejak awal semester genap tahun 2020.
“Di tengah keadaan seperti ini semua serba sulit, apalagi sebentar lagi ganti semester mau bayar UKT lagi jadi harus kerja ekstra untuk cari duit. Sangat berharap perhatian dari kampus, biarpun disamakan dengan UKT anak reguler A juga tidak apa. Jika masih harus bayar dengan besaran UKT PPAPK maka bebannya semakin berat,” keluhnya.
Perkuliahan daring dirasa membebaninya, mulai dari penggunaan kuota internet, jam kuliah tidak beraturan, serta tugas yang lebih banyak dibandingkan kuliah normal. “Saya kan kerja jadi kerjaan terhambat gara-gara Covid-19 ini. Terus karena jam kuliah yang sering ganti-ganti dengan tugas yang banyak saya juga jadi sulit menyesuaikan dengan jam kerja. Orang kantor kan taunya jadwal saya beraturan, saat kondisi seperti ini jadi bingung bagaimana membagi waktunya untuk kuliah, mengerjakan tugas, dan kerja” tuturnya.
Baca Juga:Menjadi Mahasiswa Reguler A, Mahasiswa Teknik Untan Ini Tuntut Perubahan UKT
Hal senada disampaikan pula oleh F, mahasiswa PPAPK Teknik Sipil FT Untan yang berharap UKT PPAPK disamaratakan dengan Reg A. “Kami mahasiswa PPAPK mengharapkan toleransi perihal UKT ini. Setidaknya disamaratakan dengan Reguler A karena waktu perkuliahan kami juga sama seperti mereka” ungkapnya.
Penulis : Reza Pangestika
Editor : Sekar A.M.