Oleh Firdaus
mimbaruntan.com, Galing – Desa Ratu Sepudak, Kecamatan Galing dalam setahun mampu memproduksi lada hingga 50 ton. Hasil pertanian ini dipastikan mampu mendukung peningkatan ekonomi Kabupaten Sambas.
Mayarakat mengaku lada dan karet sangat membantu perekonomian mereka sehari-hari.” bersyukur aja atas panennya lada tahun ini, bisa juga membantu ekonomi kami apalagi harganya yang lumayan tinggi Sementara itu, delapan desa lainnya masyarakatnya tetap menanam lada. Bahkan sudah panen, seperti Desa Ratu Sepudak yang kemungkinan hasil panen rayanya tahun ini mencapai 50 ton. ” ujar isam, Petani Lada sekaligus penampung lada di Galing kepada mimbar untan.
Hanya saja, kata dia, perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas lada yang ditanam, terutama pembangunan saluran irigasi. Sebab, sampai sekarang petani lada masih menggunakan air untuk merendam lada, sehingga berpengaruh terhadap kualitas lada. “Seharusnya pola perendaman lada pada air yang mengalir, sehingga getah lada tak menempel di buah,” ungkapnya.
Menurut Isam, masyarakat sudah mulai menanam lada sejak tahun 1994 dan budidaya lada kian marak sejak tahun 2000, karena waktu itu harga lada cukup baik. “Lada putih mencapai Rp 73.000 per kg, lada hitam Rp 45.000 per kg,” jelasnya.
Isam menjelaskan, perkebunan lada di Galing sangat potensial, karena satu pohon lada yang berumur 3 tahun rata-rata mampu memproduksi 2,5 sampai 3 kg per tahun. Ia mengharapkan pihak terkait di lingkungan Pemkab Sambas terus memacu produktivitas lada di Kecamatan Galing.
Menurut Isam, dari 10 desa di Kecamatan Galing, hanya dua desa yang tidak sepenuhnya masyarakatnya menanam lada, yakni Desa Sijang dan Desa Sagu’. Penyebabnya, masyarakat trauma dengan gagal panen akibat banjir yang terjadi beberapa tahun lalu. “Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (edit by Mariyadi)