mimbaruntan.com, Untan – Tampak dari kejauhan puluhan bendera yang dikibarkan di kantor DPRD Kalimantan Barat pada Senin (11/04). Massa aksi yang sudah berkumpul sejak pagi, berasal dari berbagai elemen masyarakat yang datang untuk menggelar aksi terkait beberapa permasalahan skala nasional yang terjadi belakangan ini.
Terlihat pula sebuah kain bertuliskan “Demokrasi Diperkosa, Rakyat Menderita, Penguasa Merajalela” mengantarkan ratusan massa aksi tersebut merapatkan barisan dengan satu nafas perjuangan yang sama, senasib dan sepenanggung.
Di depan pintu gerbang DPRD sudah dipenuhi aksi massa. Salah satunya adalah Aliansi Bumi Khatulistiwa Memanggil. Aliansi ini memulai aksinya pada pukul 14.30 WIB karena sebelumnya terjadi penutupan pagar oleh aparat, sehingga sempat terjadi aksi mendorong pagar karena massa menunggu terlalu lama. Melihat itu salah seorang dari massa meminta kepada aparat untuk mengizinkan mereka memasuki halaman depan gedung DPRD Kalimantan Barat.
“Biarkan kami masuk ke rumah kami sendiri!” dengan lantang terdengar seruan dari kerumunan itu. Terlihat barisan aparat dibalik pagar besi berwarna putih untuk mengamankan lokasi sekitar. Setelah akhirnya mencoba bernegoisasi, akhirnya massa aksi diperbolehkan memasuki halaman Gedung DPRD Kalimantan Barat untuk melakukan audiensi.
Di depan seluruh massa aksi, Hapiz selaku humas Aliansi Bumi Khatulistiwa Memanggil mengatakan bahwa gerakan hari ini dilatarbelakangi oleh keresahan dan bentuk keberpihakan terhadap kepentingan rakyat yang saat ini tidak dimiliki pemerintah.
“Gerakan hari ini adalah bentuk ketidak berpihakan segelintir elit penguasa pada masyarakat yang hari ini merasakan tidak aman dan nyaman. Pada akhirnya, hari ini dengan membawa keresahan yang sama, kami bergerak dan melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk kepedulian kami akan persoalan bangsa hati ini, ” jelasnya.
Adzan Ashar berkumandang, tuntutan pun belum juga dijawab oleh anggota DPRD Kalimantan Barat. Setiap Koordinator Lapangan (Korlap) pun mengerahkan massa aksi untuk melakukan sholat bersama. Bermodalkan wudhu menggunakan air mineral, massa aksi melaksanakan sholat di sepanjang jalan Ayani.
Pukul 15.30 WIB, sudah satu jam massa aksi menunggu jawaban dari anggota dewan yang hanya berdiri dibalik barisan aparat. Massa pun melakukan audiensi kembali dan mendesak anggota dewan untuk mengambil sikap atas 6 tuntutan yang telah dilayangkan.
Setelah mendapatkan desakan berkali-kali, anggota dewan pun memenuhi ajakan audiensi tersebut dengan duduk bersama massa aksi. Satu diantaranya ialah Suriansyah, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Barat.
“Keresahan massa akan kami sampaikan, kalau perlu kami undang saudara dalam suatu rapat, kita akan bahas di setiap komisi sehingga saudara-saudara dapat mengikuti langkah-langkah dan mengirimkannya ke pusat,” jawab Suriansyah mengenai 6 tuntutan tersebut.
Massa aksi mengaku akan mengawal janji anggota dewan tersebut selama 2 hingga 4 minggu ke depan. Sehingga jika tuntutan tersebut tidak juga terealisasikan, maka massa akan menggelar aksi kembali.
“Tujuannya kan masalah ini ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan solusi yang baik. Tetapi ketika pemerintah tidak selesaikan masalah ini, maka nanti kemudian hari akan aksi besar besaran lagi,” ucap Benus, salah satu massa aksi yang hadir di Gedung DPRD Kalimantan Barat.
Reporter : Fahrul, Sam, Putri
Penulis : Sam dan Putri
Editor : Monica