mimbaruntan.com, Untan – Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai World Mental Health Day atau hari kesehatan mental sedunia. Isu yang sedang marak beredar di kalangan generasi X, Y dan Z. Momen ini seharusnya dimanfaatkan sebagai ajang memfokuskan diri pada problema terkait kesehatan psikis yang dimiliki setiap manusia.
Hari kesehatan mental sedunia tahun ini mengangkat tema “Making Mental Health and Well Being for All a Global Priority yang artinya Menjadikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global.” Dilansir dari situs organisasi kesehatan dunia (WHO)
Baca Juga: Punya Mental Illness Tak Seindah Itu: Romantisasi Gangguan Mental
Stigma dan diskriminasi masih kerap dijumpai di lingkungan sekitar kita. Hal tersebut menjadi tolak ukur dan salah satu parameter penghalang bagi penderita kesehatan jiwa merasakan ketenangan, dan aman saat seharusnya menjalani perawatan secara layak. Peringatan hari kesehatan mental sedunia dengan ribuan harapan yang terkandung di dalamnya agar meningkatkan kesadaran manusia bahwa kesehatan bukan sesederhana menjaga pola makan dan tidur saja, namun juga menjaga pola pikir dan memberikan keseimbangan dalam semua hal itu.
Sejak pandemi covid-19 hingga masa peralihan ke era New Normal banyak aspek kehidupan yang turut dirombak ulang. Tentu saja sebagian besar memicu pada kehidupan di bidang ekonomi, pendidikan dan beberapa gatra lainnya. Kekhwatiran semakin membelenggu mahasiswa dari semester muda hingga semester matang. Tuntutan tugas, dikejar Deadline, harus membagi waktu bersama keluarga dan pertanyaan kapan lulus? Kapan menikah? Mencari pekerjaan, lain sebagainya. Tak hanya itu tuntutan nilai akademis, tekanan akademis contohnya ketidakjelasan kelulusan juga menjadi alasan keterpurukan kesehatan jiwa seseorang mahasiswa.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Intip Trik Berikut Ketika Bermedia Sosial
“Kelelahan akibat tekanan pikiran dapat memicu penyakit fisik.” Pernyataan tersebut juga dikuatkan dan dilansir dari laman Halodoc.com
Isu kesehatan mental harus dikampanyekan lebih luas dikalangan masyarakat terutama lingkungan kampus, mengingat mahasiswa merupakan tunas muda yang akan menjadi penerus memimpin bangsa. jangan pernah menyepelekan hal-hal terkait kesehatan mental sebab kualitas seseorang tidak hanya berasal dari fisik yang bugar namun dari jiwa yang sehat. Semoga semua kampus di Indonesia bahkan dunia mampu membuktikan bahwa tidak ada kegagalan dalam memberikan perlindungan dan keamanan bagi mahasiswanya baik fisik maupun psikis.
Penulis: Mira